Home » , , » Kelimutu Tak Hanya Danau Tiga Warna

Kelimutu Tak Hanya Danau Tiga Warna

Danau Kelimutu danau tiga warna
Kelimutu nama itu sudah tidak asing lagi. Siapapun akan menghubungan atau mengingat kejaiaban alam danau tiga warna yang berada Kabupaten Ende-Flores. Namun, yang dibicarakan tentang keindahan gunung kelimutu yang berada 1640 m dpl itu,  tidak banyak yang menyentuh tentang Taman Nasional Kelimutu. Padahal, di “taman alam” ini tersimpan  aneka Spesies langka termasuk endemic khas Flores lainnya.
Bagaikan kebun binatang, di Taman Nasional Kelimutu  hidup dan berkembang beberapa spesies endemic khas Flores yang tak ada di belahan dunia
lain. Kekayaan   flora dan fauna ini telah dibuktikan dengan penemuan sejumlah flora dan fauna khas Kelimutu.

Memasuki pelataran sekitar kawah yang merupakan areal terbuka ditumbuhi arngoni (Vaccinium Varingiaefolium) Turuwara (Rhododendron renschianum) dan bunga abadi (anaphalis longofolium) yang berbunga sepanjang tahun. Disekitar situ, tumbuh   kayu mata (Albizia montana), kebu (Homalanthus giganteus), tokotaka (Putranjiva roxburghii), uwi rora (Ardisia humilis), longgo baja (Drypetes subcubica), toko keo (Cyrtandra sp.), kayu deo (Trema cannabina), dan kelo (Ficus villosa).
Tak kurang banyaknya dengan aneka jenis flora, hewan endemik lainnya pun hidup dan berkembang di areal Taman Nasional Kelimutu. Sebut saja,  jenis mamalia yaitu tikus lawo (Rattushainaldi), tikus gunung (Bunomys naso), deke (Papagomys armandvillei), dan wawi ndua (Susheureni).
SementJenis satwa lain, diantaranya ayam hutan (Gallus gallus), banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus sp.), elang (Elanus sp.),srigunting (Dicrurus sulphurea), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), kancil (Tragulus javanicus javanicus), dan lainnya.
Begonia-Kelimutuensi
Begonia-Kelimutuensi
Taman Nasional Kelimutu juga merupakan habitat bagi sekitar 19 jenis burung yang terancam punah. Burung-burung tersebut diantaranya punai flores (Treron floris), burung hantu wallacea (Otus silvicola), cabai emas (Dicaeum annae), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), burung madu matari (Nectarinia solaris), kancilan flores (Pachycephala nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor (Tesia everetti), opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh tebal (Heleia crassirostris), kehicap flores (Monarcha sacerdotum), dan elang flores (Spizaetus floris).
Hasil identifikasi yang dilakukan Balai Taman Nasional Kelimutu bersama-sama dengan Pusat penelitian Biologi LIPI mulai tahun 2008, 2009 dan 2010 terdapat 140 spesies flora dalam bentuk tumbuhan berkayu (pohon dan perdu) dan 36 jenis tumbuhan herba. Hasil survei pada saat yang sama berhasil ditemui fauna yang terdiri dari jenis-jenis burung (aves) sebanyak 57 jenis, jenis mamalia sebanyak 13 dan reptile sebanyak 4 jenis.
Dari sekian flora dan fauna yang ada, yang khas kelimutu dan tak ada di daerah lain adalah Begonia Kelimutuensis yang dalam bahasa setempat/Lio disebut uta Onga dan Burung Gerugiwa (Pachhycephala nudigula nudigula) yang mampu menghasilkan lebih dari 16 jenis suara.
Selain tumbuhan dan hewan khas ini terdapat pula ekosistem endemic berupa ekosistem VR, yaitu Turuwara ((Rhododendron renschianum) dan  arngoni (anaphalis longofolium) yang bisa ditemukan di sekitar Danau.
Dua jenis ini mengalami musim berbunga antara bulan Mei sampai dengan Agustus, akan memberikan warna merah pada tepian danau sehingga menambah pesona keindahan Danau Kelimutu. Di kawasan TNK juga ditemukan bunga abadi (edelweiss) jenis Anaphalis longifolia dan macaca fasciularis yang secara umum dikenal dengan nama monyet ekor panjang.
Monyet ekor panjang ini  adalah spesies yang tersebar luas wilayah tropis Asia tenggara. Primata ini termasuk kategori monyet dunia lama (old world monkeys) dalam family Cercopithecidae. Monyet ekor panjang ini dikategorikan lagi dalam sub family Cercopithecidae yang terkait dengan adaptasi makanannya.
Monyet-Ekor-Panjang
Monyet-Ekor-Panjang
Primatae dalam subfamily ini mempunyai gigi geraham yang rendah, mempunyai kantung pipih untuk menyimpan makanan dalam jangka waktu yang singkat dan buah-buahan  adalah sebagai makanannya.
Sebaran populasi monyet ekor panjang  di Taman Nasional Kelimutu tersebar paling banyak di jumpai di habitat ladang hampir semuanya berada diperbatasan tamanTNK dengan lahan milik peduduk, dengan kelimpahan relatif rendah  sekitar 5 individu /Km.
Kawasan taman nasional Kelimutu terbagi dalam 4 ona berdasarkan SK Dirjen PKA No.16/Kpts/Dj/2001 yang terdiri dari: pertama, zona inti seluas 350,50 ha, vegetasi dominan vaccinium varingiaefolium, Cemara Gunung (Casuarina junghuniana), Rhododendron reschianum, satwa dominan berupa burung perciki, babi Hutan ayam hutan.
Kedua, Zona Rimba seluas 4.351,50 ha, vegetasi dominan berupa ampupu (Eucalypus Urophilla), Cemara (Casuarina junghuniana) Ara (ficus Sp) satwa dominan babi hutan, kera, ayam hutan, dan burung perciki. Zona pemanfaatan intensef seluas 96, 50,50 ha, vegetasi dominan kurusaku, ranga, satwa dominan ayam hutan, buung perciki.
Keempat adalah zona rehabilitasi seluas 558 ha, vegetasi dominan berupa ampupu , satwa dominan ayam hutan dan burung perciki.
Taman Nasonal Kelimutu (5356,50 ha) ditetapkan bersasarkan keputusan MentriKehutanan No. 679/Kpts-II/1997 tangga; 10 Oktober 1997 terletetak 60 Km kea rah timur Laut kota Ende atau terletak di antara 80’21’-80 48’24” Lintang selantan (LS) dan 121 044’21”-1210 50’15” Bujur Timur (BT) di Belahan tenggara Pulau Flores. Secara Administratif merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Ende Provonsi Nusatenggara Timur.
Kelimut memilik iklim Tropis yang relatif stabil dengan curah hujan berkisar antara 1.651 sd 3.363 mm pertahun di mana musim hujan jatuh pada bulan Desember samai dengan Maret dan musim kemarau pada bulan oktober sd November.
Pengunjung 
Jumlah pengunjung ke kelimutu berasarkan data dari Balai taman nasional Kelimutu tiap tahun selalu meningkat, pada tahun 2008 sebanyak 21.762 orang pada tahun 2011 sebanyak 48.009 orang, berdasrkan skala pengunjung pada tahun 2011,  dengan total terbanyak berasal dari benua Australia (7.108) , disusul wisatawan domestic Indonesia (6.177), Jerman (4524),  Amerika selatan (3.720), Belanda (3.527) Prancis (3258),, Inggris (3214, Swiss (1537) Kanada, (1394), Jepang( 1207), Rusia (1205), Italia (1136), Spanyol (1123), Austria (1093), dan lainnya (7784).
Untuk mencapai Kelimutu bisa menggunakan Pesawat dari Denpasar tujuan Maumere atau Ende, bisa juga Denpsar-Kupang-Ende, Beberapa pewat antara lain Merpati Airline, Lion Air,  dan Trans Nusa. Bila mendarat di Maumere membutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih tiba di Kelimutu dan 2 jam dari Ende.
Biaya yang dibutuhkan menggunakan travel ribu 600 per hari atau menggunakan ojek 250.000 perhari, dan menggunakan bus umum 20.000 dari Ende-Kelimutu dan 40.000 dari Maumere-Moni. (Nando Watu)
sumber:www.floresbangkit.com

0 komentar:

Post a Comment