Home » , , » Danau Kelimutu - PATI KA DU’A BAPU ATA MATA

Danau Kelimutu - PATI KA DU’A BAPU ATA MATA


PATI KA DU’A BAPU ATA MATA
Mai Sai Tau Ka Bou Mondo Pesa Bela
“Let’s Come To Feed The Spirit Of The Forefather Ceremony”
Upacara Pemberian Makan Arwah Nenek Moyang Di Puncak Danau Kelimutu

Acara Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata merupakan salah satu acara adat yang diselenggarakan di puncak danau Kelimutu, yang diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 2012 dan akan diselenggarakan setiap tahun pada tanggal dan bulan yang sama.
Acara ini merupakan suatu moment yang menyatukan seluruh masyarakat Ende-Lio terutama masyarakat Lio yang berada disekitar kawasan Danau Kelimutu.
Disaksikan Pos Kupang acara pemberian makan atau Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata itu ditandai dengan pemberian sesajian berupa daging babi, nasi, sirih pinang, tembakau, beras dan moke  oleh 9 orang mosalaki dari masing-masing komunitas adat. Semua sesajian tersebut ditaruh di atas sebuah batu yang dikelilingi oleh para mosalaki yang sebelumnya telah melantunkan doa-doa dalam bahasa adat.
Seusai mentahtakan sesajian di atas sebuah batu yang berada di sekitar Danau Kelimutu, para mosalaki lantas secara bersama-sama melakukan tarian adat berupa gawi mengelilingi batu yang telah dilepas sesajian.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende, Dra. Anna Anny Labina, yang ditanya tentang ritual Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata mengatakan, pelaksanaan kegiatan tersebut bermakna untuk memberi makan kepada para arwah nenek moyang. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat, semua orang yang meninggal arwahnya bersemayam di Danau Kelimutu.
Karena keyakinan itu, kata Labina,  maka dilakukan pemberian makanan kepada para arwah yang dilakukan oleh para mosalaki yang bermukim di sekitar Kawasan Danau Kelimutu dengan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Ende dan Balai Taman Nasional Kelimutu.
Selain itu, kegiatan Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata juga sebagai upaya konkrit dari pemerintah dan masyarakat serta Balai Taman Nasional dalam rangka mengembangkan obyek budaya di komunitas adat Ende-Lio yang makna budaya.
Labina mengatakan, Danau Kelimutu adalah obyek wisata alam karunia Tuhan kepada Kabupaten Ende dan menjadi salah satu obyek wisata primadona. Wujud ungkapan syukur sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat menyelenggarakan ritual berupa memberi makanan kepada para leluhur.
Ritual Pati
Ka Du'a Bapu Ata Mata di puncak Gunung Kelimutu ini merupakan kegiatan perdana. Direncanakan kegiatan yang sama akan dilakukan pada waktu-waktu mendatang (Setiap Tahun pada tanggal 14 Agustus).
Staf ahli Bupati Ende, Drs. Frans Lasa, yang mewakili Bupati Ende pada saat itu mengatakan bahwa kegiatan tersebut bernilai positif sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur yang telah mendahului. Lasa mengatakan, rencananya kegiatan itu akan dilakukan lagi pada waktu-waktu mendatang yang akan dikemas dalam acara yang lebih baik lagi.
Acara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata selain disaksikan oleh para mosalaki yang berada di sekitar kawasan Danau Kelimutu juga disaksikan oleh ratusan warga lain maupun sejumlah turis lokal maupun mancanegara.
Seusai melakukan kegiatan serimoni adat di Puncak Gunung Kelimutu, para mosalaki berbaur bersama dengan ratusan warga menggelar pentas seni di area parkiran kendaraan yang berjarak sekitar 1 km dari puncak Kelimutu.
Ungkapan Kekecewaan dari ketua Panitia ( Emanuel Kunu Ndopo) pada acara Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata pada tanggal 14 Agustus 2012 karena bpk.Bupati Ende Yohanes Don Bosco M. Wangge yang tidak hadir pada waktu itu.
Ungkapanya sbb:
“Kekecewaan yang luar biasa karena tidak hadirnya bupati Ende Yohanes Don Bosco M. Wangge”
Point – point penting dari sambutan Ketua DPRD Ende bpk. Marselinus Y.W.Petu
  • Profisiat kepada seluruh Mosalaki yang berada di wilayah Penyangga Kelimutu.
  • Kelimutu merupakan Kebanggaan Masyarakat Ende.
  • Event yang tidak hanya mengandalkan obyek tetapi harus membuat obyek lebih berkualitas.
  • Mengajak pemerintah daerah (Bupati dan SKPD terkait) untuk bekerja sama dalam menata Kelimutu menuju Berkualitas.
Album Upacara



-

0 komentar:

Post a Comment